Ya, buah mangga buah zaitun, aku bangga jadi patun. Begitulah peribahasa, pantun, atau apapun namanya, yang selalu dikumandangkan oleh komunitas perwira penuntun alias patun di lingkungan pendidikan pengembangan umum TNI manapun, termasuk SEKKAU (Sekolah Komando Kesatuan TNI AU) tercinta ini.Ya pasti banggalah, karena jadi patun identik dengan jadi guru, sedang guru itu "pahlawan tanpa tanda jasa" hehehe... padahal patun dapat tanda jasa lho, DWIJASISTHA namanya. Jadi lebih elit sedikit dibanding guru biasa. Tapi by the way soal guru jadi ingat Bu Muslimah, itu guru hebat yang ada di novel LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata yang filmnya kini meledak ditonton lebih dari sejuta orang dalam tempo seminggu. Kemarin pak SBY juga nonton dan komentarnya oke.Kembali ke laptop, eh, patun. Ya, mulai tanggal 7 Oktober lalu, setelah puas menikmati liburan lebaran di kampung halaman, saya memulai tugas baru sebagai perwira penuntun alias patun di Sekkau. Ini merupakan keinginan saya sejak lama, cooling down setelah 18 tahun bergulat dan bergelut dengan dunia kehumasan di satuan TNI AU mulai dari Lanud C, B, A, sampai Kotama (Koopsau I). Sebelum kembali ke laptop, eh, (Thukul!) mabes, yaah cari pahala dululah di Sekkau sebagai Patun. Selain itu barangkali bisa sedikit mewarnai adik-adik para pasis yang notabene adalah para calon pemimpin TNI AU dan juga TNI di masa depan. I’m sure, buah mangga buah zaitun, aku bangga jadi patun.***
Selasa, 14 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar