Kamis, 22 Mei 2008

TAWARAN MEMIKAT DARI SMART


Menghargai sejarah kehidupan adalah suatu sikap yang bijak, termasuk sejarah kehidupan diri pribadi sendiri. Jika anda menjadi seorang Kepala, Komandan, Panglima, Gubernur, Bupati, Walikota, atau Direktur Utama, Pengusaha, atau bahkan politikus yang hendak maju dalam pemilu, pilkada, atau apapun bentuk pemilihan organisasi publik lainnya, jelas merupakan sejarah kehidupan pribadi yang harus dihargai. Bukan saja karena Anda adalah orang yang terpilih, tetapi juga karena “harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan kenangan”.Ya, hargai sejarah anda, menjadi kenangan nan tak terlupakan, dalam wujud BUKU sebagai ekspresi aktualisasi diri agar menjadi pribadi bermutu. Mengapa harus buku? Buku penting karena menyangkut beberapa alasan. Pertama, buku merupakan medium penyampaian pesan yang berisi gagasan, kisah, atau visi dari seseorang yang perlu disampaikan atau disebarluaskan kepada orang lain. Kedua, buku merupakan simbol dari peradaban dan kebudayaan manusia modern dan indikator kemajuan sebuah bangsa. Ketiga, buku merepresentasikan siapa yang berada di balik buku itu (tokoh yang ditulis, atau siapa penggagasnya, dan apa yang ia tulis).Melalui SMART Institute, anda bisa mewujudkan keinginan untuk menghargai sejarah sebagai kenangan penuh makna. Garansi dari Editor Utama SMART, Moh. Agus Suhadi: menulis buku menjadi begitu mudah di tangan sang professional. Serepot dan sesibuk apapun, anda tetap bisa mewujudkan sebuah buku dengan kualitas fisik maupun isi yang akan mengundang decak kagum siapa saja.Biaya? Tak usah kuatir, pasti sangat terjangkau untuk seorang pribadi terpilih dan mengagumkan seperti Anda. SMART menawarkan paket hemat mulai dari sekitar Rp 25 jutaan hingga paket mewah sesuai permintaan . Tinggal pilih sesuai budget anda, dan segera hubungi mobile phone 0815 78830 769, 0888 200 4765, atau 08564320 1966. Kami datang, kami laksanakan, kami puaskan.***

Rabu, 14 Mei 2008

SALAM KOMANDO DALAM “JALAK SAKTI 2008”

Saya selaku Public Affair Officer alias Kepala Humas Koopsau I, tampak sedang berfoto bersama dengan Eleonora Ira Blandina, Koordinator Liputan Trans7, di depan pesawat tempur Hawk 100 di apron base ops Lanud Pekanbaru, Kamis (8/5) silam, seusai meliput Latihan Perang “Jalak Sakti 2008”.

Dalam event-event seperti itu, saya bertindak sebagai “ketua rombongan” wartawan yang saya bawa dari Jakarta, termasuk mbak Ira yang kali itu turun langsung sebagai reporter didampingi seorang juru kamera Trans7. Sebagai “aparat humas” (hehehe) saya memang harus akrab dan dekat dengan teman-teman wartawan.

Nah, aksi “salam komando” yang hangat dan erat dengan mbak Ira ini tentu menjadi memori yang pastinya akan mewarnai dinamika penugasan dan karir saya sebagai seorang Public Affair Officer. Pada saat yang sama saya juga menunggu “order” untuk SMART Institute yang saya kelola….asyik kan…

SALAM KOMANDO DALAM “JALAK SAKTI 2008”


Minggu, 11 Mei 2008

GANDJAR WIRANEGARA : Sosok Inspirator, Motivator, dan Promotor


Tak bisa saya pungkiri, bahwa Marsekal Muda TNI Gandjar Wiranegara adalah sosok pemimpin inspirator, motivator, dan sekaligus promotor bagi saya.

Gandjar sebagai inspirator ketika ia mencuatkan ide agar saya menulis buku tentang bagaimana cara menjadi penulis yang gampang. Maka lahirlah buku saya “Kiat SERDADU yang Handal dan Jago MENULIS”, yang sejak tiga tahun silam telah dijadikan sebagai “buku pintar” bagi seluruh perwira TNI AU.

Gandjar sebagai motivator ketika saya gagal ujian seleksi masuk pendidikan Seskoau yang pertama, maka ia mengajak sekaligus menemani saya berlatih lari (sesuatu yang paling menyedihkan bagi saya dan yang menyebabkan saya gagal seleksi). Maka pada periode seleksi berikutnya, alhmdulillah, saya lulus dan lolos.

Lalu Gandjar sebagai promotor, ketika draft buku SERDADU saya selesai maka ia segera bergegas (sendiri tanpa memerintah bawahannya) membawa draft buku saya itu kepada Ketua Umum Inkopau dan bahkan menghadap Kasau (saat itu) Marsekal Djoko Suyanto. Dan dalam hitungan hari draft buku saya disetujui Kasau dan uang langsung dicairkan oleh Ketum Inkopau, dan buku pun segera diproduksi. Wow!

Egaliter

Salah satu kesan kuat yang melekat pada diri pria kelahiran Banjarmasin 10 Juli 1954 itu adalah sikapnya yang sangat merakyat atau egaliter. Kisah berikut mungkin bisa menggambarkan sosok egaliter seorang Gandjar Wiranegara.

Sebagai stafnya, suatu ketika saya membuat janji akan menghadap pada pukul 10.00 melalui sms! “Oke saya tunggu,” jawabnya. Tapi entah karena terlena atau apa, saya lupa dengan janji yang saya buat. Saya masih asyik bekerja ketika kemudian tiba-tiba pintu ruang kerja saya terbuka dan muncul sosok Gandjar, panglima saya! Saya kaget dan langsung respek memberi hormat patah-patah.

“Kapen gimana sih, katanya jam 10 mau ngadep saya tunggu-tunggu sampai sekarang sudah jam 11 kok gak nongol-nongol. Ya udah, saya aja yang ngadep Kapen sekarang!” ujarnya dengan polos tanpa beban bahkan dengan airmuka cerah dan ramah. Masya Allah! Saya malu tapi sekaligus kagum dengan boss saya satu ini.

Sepanjang karir saya 18 tahun mengabdi di TNI AU, baru kali ini menemukan pemimpin yang rendah hati dengan kadar “sangat ekstrim” seperti itu. Bagaimana mungkin seorang panglima berbintang dua mau bersusah-susah keluar ruang kerjanya di lantai dua untuk menemui seorang letkol marjinal seperti saya di lantai dasar? Dengan memakai terma “ngadep” (= "menghadap", meski guyon) yang harusnya berlaku bagi yunior kepada senior? Bukankah ia bisa memerintahkan staf pribadinya menelpon saya untuk menghadapnya dan kemudian memarahi saya (karena melupakan janji)?

Mendatangi ruang kerja saya (yang jauh lebih jelek ketimbang ruang kerja seorang Panglima), bahkan tak dapat saya hitung lagi saking seringnya. Dan di ruang kerja saya yang sempit dan sesak oleh tumpukan buku itulah kemudian kami mendiskusikan banyak hal. Bahkan tak jarang informasi “konfidensial” untuk konsumsi “para bintang” tak jarang juga ia ceritakan kepada saya. Artinya, ia mempercayai saya.

Perhatian

Masih banyak kebaikan Gandjar Wiranegara yang terlalu sempit diceritakan di sini (insya Allah akan saya tulis dalam sebuah buku). Kebaikan lain dari pria religius yang selalu shalat shubuh ke masjid dengan berjalan kaki atau naik sepeda ini adalah sikapnya yang penuh perhatian terhadap anggota.

Cara memberi perhatian bagi Gandjar tak harus berarti memberi uang, tentu saja. Yang unik dari suami Trihandayani Rahayu ini adalah, ia bisa hafal nama ratusan anak buah dan stafnya. Tak hanya nama, bahkan latar belakang dan “masalah” yang dihadapi oleh masing-masing individu anggota itu, Gandjar tahu dan mengikuti “perkembangan”nya. Sungguh langka menemukan pemimpin yang memiliki perhatian sampai sejauh itu terhadap bawahannya.

Inspirator, Motivator, Promotor

Bagi saya pribadi, terlalu banyak kenangan manis yang terukir dari pertemanan dan hubungan atasan-bawahan antara saya dengan almarhum. Gandjar yang saya kenal adalah sosok pemimpin yang bangga jika melihat bawahannya maju dalam bidangnya, bahkan kemudian ia tanpa canggung ikut “mempromosikan” kemampuan bawahannya itu kepada orang lain. Itulah sebabnya, sebagai bawahan dan sekaligus untuk “mengimbangi”nya, saya selalu sebarkan berita tentang kebaikan dan kemuliaan seorang pemimpin bernama Gandjar Wiranegara kepada siapapun yang saya jumpai. Ia adalah inspirator dan sekaligus motivator bagi saya. Lebih dari itu, beliau juga seorang promotor yang dengan semangat mempromosikan "kelebihan" bawahannya kepada siapapun yang dijumpainya. Sayang, kini ia telah pergi. Selamanya.

Namun, sebagaimana keluarga besarnya yang telah mengikhlaskan kepergiannya menghadap Ilahi Rabbi, saya – dan kita semua – pun harus melepas perjalanan beliau menuju Sang Pencipta. Di alam barzah sana, saya yakin, ia tengah duduk di kursi empuk disinari pelita nan terang oleh amal kebajikannya. Kelak kita akan menyusulnya. Selamat jalan Marsekal…***M Agus Suhadi
CAPTION FOTO : Kenangan manis tak terlupakan, penulis melakukan salam komando dengan Marsekal Muda TNI Gandjar Wiranegara saat masih Pangkoopsau I.

Rabu, 05 Maret 2008


MENGENAL “SUPER TUCANO”
Sebagai (salah satu calon) Pengganti OV-10F Bronco

Oleh Gandjar Wiranegara*

Pesawat tua yang banyak jasanya bagi bangsa Indonesia adalah OV-10 Bronco, telah mengabdi di TNI AU lebih dari 30 tahun sejak kedatangannya pertama di Indonesia tanggal 28 September 1976. Pesawat tempur taktis ini yang disebut Si Kuda Liar paling banyak diterjunkan dalam berbagai operasi, maklum pesawat ini lincah dan gesit namun dapat bermanuver dengan kecepatan rendah di atas target sehingga lebih mudah mengidentifikasi target.
Pesawat tempur taktis yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) ini telah melaksanakan operasi antara lain Ops Seroja (1976-1979), ops Tumpas (1977-1978), Ops Halilintar (1979), Ops Guruh Petir (1980), Ops Kikis (1981-1982), Ops Tumpas (1983-1985), Ops Halau (1985-1987), Ops Rencong Terbang (1991-1993), Ops Oscar (1991-1992). Dengan usianya lebih dari 30 tahun sudah sepantasnya ada pesawat pengganti yang dapat menggantikan tugas Si Kuda Liar ini.
Salah satu yang dilirik TNI AU sebagai pengganti OV-10 Bronco adalah EMB 314 Super Tucano buatan Brazil. Belum lama ini penulis memperoleh kesempatan mengunjungi pabriknya dan sekaligus merasakan terbang sebanyak dua sortie. Sortie pertama general flight, kemudian sortie kedua melakukan manuver air to ground.

Sejuta Jam Terbang

Super Tucano buatan pabrik pesawat terbang Embraer yang sebelumnya memproduksi EMB 312 Tucano sebagai pesawat latih dan tempur taktis mulai tahun 1983 yang telah terjual 650 pesawat untuk 15 negara dan digunakan AU Brazil lebih dari 130 pesawat dengan jumlah jam terbang di Brazilian Air Force Academy 1.000.000 jam terbang. Selain pesawat tempur Embraer juga memproduksi pesawat Maritime Patrol, AEWAC, Transport Regional, VIP dll dengan total produksi 5400 pesawat sejak tahun 1969 dengan 150 operator penerbangan lebih dari 40 negara.
Super Tucano sendiri mulai digunakan AU Brazil sejak tahun 2004 sampai saat ini sudah 46 pesawat dari 99 pesawat yang dipesan untuk digunakan oleh tiga skadron operasional dan satu skadron latih lanjut sebelum ke pesawat jet tempur. Sedangkan AU Columbia sudah terkirim lima pesawat dari 25 pesawat yang dipesan, selanjutnya Super Tucano banyak dilirik oleh negara di Amerika Latin dan belahan dunia lainnya termasuk Indonesia.
Sebagai gambaran, Super Tucano memiliki maximum take off weight 5.400 kg, dengan external load 1550 kg/5 hard point. Kapasitas internal fuel twin seater 656 liter dan single seater 956 liter dengan external tank 960 liter dapat terbang 7 jam dengan jarak capai 1480 nm. Sedangkan max operating speed 320 kts, cruising speed 280 kts dan stalling speed 80 kts, service ceiling 35.000 ft dengan cabin pressurize dan Oxygen Obogs (On board Oxygen Generation System). Begitu kita masuk Cockpit terlihat ejection seat Martin Baker MK-10 L (0-0) dengan operating 3 modes (normal, aft dan single) dan dilengkapi anti “G” suit dan personal Survival Kit.

Cockpit Layout

Setelah duduk dalam cockpit akan terlihat Super Tucano memiliki cockpit yang lebih ergonomic dengan penempatan panel instrument lebih baik dan memudahkan mengoperasikan system yang ada. Integrasi sistem HUD (Head Up Display), UFCP (Up Front Control Panel) dan dua CMFD (6”x8” Color Multi Function Displays) sangat memudahkan dan meringankan kerja penerbang. Pada front seat HUD dilengkapi Video Camera yang dapat dilihat oleh back seat dan dapat di-transmit ke station di bawah maupun pesawat lain via data link dan dapat direkam pada digital video recorder.
Melalui UFCP penerbang dapat merubah radio/nav aid freq, way point/tactical information, armament type/modes dan lain-lain. Sedangkan CMFD dapat memperlihatkan additional dan routine information (engine instruments, rute penerbangan, armament system dll), procedure list dan utamanya back up displays untuk HUD dan UFCP. Pada throttle dan stick control terdapat banyak tombol/switches yang akan memudahkan pengoperasian dengan tangan tetap pada throttle dan stick sehingga tetap mempertahankan control capability.
Itulah disebut konsep HOTAS (Hand On Throttle and Stick) yang menjamin penerbang tetap waspada dan penuh konsentrasi terhadap keadaan di luar cockpit. Pesawat ini juga dilengkapi Operational Flight Program, Mission and Displays Processor serta Digital Video Recorder dan Flight Data Recorder.

Engine Super Tucano

Adapun engine Super Tucano menggunakan Pratt & Whitney buatan Canada PT 6A-68C/3 Turboprop 1600 SHP dengan 5 blade propeller yang dilengkapi EICAS (Engine Indication and Crew Alerting System) dan Fire Detection System. Pelaksanaan start sangat mudah dan dapat dilakukan oleh front maupun back seat, pertama fuel booster pump ON kemudian push button start, 14 % RPM (Ng) throttle posisi start, setelah propeller unfeather light indicator off throttle idle kira kira 40 detik RPM stabil pada 66 % RPM temperature 6700 C. Sebelum taxy out, Cabin Pressurize dan Air Conditioning ON dilanjutkan parking brake release, idle power cukup untuk taxy speed. Selama taxy dirasakan manual nose wheel steering sangat responsive, dengan ujung kaki saja mudah mengatur speed taxy.
Sebelum take off flaps down kemudian line up hold the brake lalu full power rapidly, PT 6’S Power Management Unit mengatur turboprop engine agar tidak kelebihan temperatur dan torque limits. Engine Stabilize baru release brake saat itu terasa ada sedikit yawing, baru ketika mencapai kecepatan 50 kts automatic rudder trim aktif maka counter rudder tidak diperlukan. Pada speed 95 kts mulai 80 pitch up pesawat take off, gears and flap up dengan climbing speed 150 kts dengan rate of climb rata rata 4000 ft/menit menuju ketinggian 15.000 ft. Pengendalian Super Tucano sangat responsive ditambah dengan cabin pressurize suara putaran engine/propeller nyaris tidak terdengar, sehingga menerbangkan Super Tucano bagaikan menerbangkan pesawat Jet engine.

Maneuverability

Pada ketinggian 15000 ft mulai maneuver stall, spin, full aerobatic dan navigation. Pada kecepatan jelajah 280 kts lalu throttle idle, speed brake out langsung dengan cepat speed berkurang, pada speed sekitar 90 kts mendekati stall pesawat masih dapat dikontrol dengan baik.
Sedangkan pada pelaksanaan spin speed 94 kts warning stall bekerja lalu full aft stick dan full right rudder pedal maka pesawat spin nose low sekitar 500-700, setelah 3 putaran recovery dengan neutralize stick dan full left rudder tambahan satu putaran spin stop kehilangan altitude hanya 3000 ft, untuk spin kedua recovery dengan cara melepas stick dan rudder recovery spin stop tambah 2 putaran dengan kehilangan altitude 3500 ft. Pada aerobatic loop, barel roll dll power set maximum, saat high speed 310 kts air craft control tetap stabil, dicoba slow roll speed 200 kts maneuver sangat baik. Oleh karena itu Super Tucano untuk aerobatic sangat precise, mudah dikontrol dan sangat menyenangkan.

Nav aids dan Communication

Sebelum kembali ke base melaksanakan short navigation, Super Tucano dilengkapi dengan GPS dan INS, Laser Ring Gyro dan Radar Altimeter sehingga hasilnya precise. GPS stand alone untuk mencegah trouble di salah satu sistem, selain itu tetap dilengkapi basic flight instrument. Nav aid dilengkapi VOR/ILS, DME dan ADF serta dilengkapi digital anti interception & jamming V/UHF radio dan juga Fuel Alarms (Joker/Bingo).
Untuk memudahkan pelaksanaan terbang dilengkapi Auto Pilot dengan modes Heading Hold, Altitude Hold, Navigation and Approach. Sistem komunikasinya dilengkapi VHF/UHF radios with cripto dan Data Link, HF radio, IFF transponder dan Emergency Locator Transmitter. Sistem Data Link di Super Tucano sangat menarik dapat melaksanakan operasi silent communication dengan ground ataupun pesawat lain (Secure Communication).
Kemampuan data link-nya antara lain Send/Receive tracks/waypoint, weapon system status, present position transmission, transmit aircraft systems status, operational coordination serta intelligence information tentang targets dan avoidance area. Untuk terbang malam Super Tucano dilengkapi Night Vision Goggles (NVG) Gen III, dimana external dan internal lights full NVG compatible.
Selain itu dilengkapi optional FLIR (Forward Looking Infra Red) yang dapat dioperasikan oleh kedua cockpit dan dapat terlihat di CMFD (Color Multi Function Displays). Pada saat kembali ke base melaksanakan circuit dengan 4 kali touch and go, speed below 150 kts gears and flap down, check gears down push button Beep akan terdengar oleh penerbang dan controller. Final speed 110 kts, short final 100 kts flare out sedikit dan landing, pada saat touch terasa agak keras dibandingkan landing dengan A-4 Skyhawk, namun Super Tucano disiapkan untuk landing di unprepared runways.

Armament System

Sistem persenjataan Super Tucano terdiri atas 2 machine gun kiri dan kanan 0,5 “ (250 round each), dan 5 hard point di wing untuk 2 out board station di bawah wing (max 250 kg) dan 2 inboard station di bawah wing dan di tengah (max 350 kg) yang dapat juga dipasang external tank, sehingga total maximum external load 1.550 kg.
Semua station dapat dipasang bomb sejenis MK-81 maupun MK-82, Cluster, Rocket Pod dan juga dapat dipasang Laser Guided Bomb. Selain itu di outboard station dapat dipasang Short Range Air to Air Missile (AIM-9L class) dan juga dapat dipasang Air to Ground Missile (Maverick class). Pesawat ini juga dilengkapi Self Protection System terdiri dari RWR (Radar Warning Receiver), MAWS (Missile Approach Warning System) dan Chaff & Flare Dispensers. Selain itu alat bidik dengan WDNS (Weapon Delivery Navigation System) terdiri dari beberapa modes yaitu, A/G-CCIP (gun, rocket, bomb), A/G-CCRP, DTOS (bomb), A/A Intercept, A/A Dog Fight (LCOS, CCIL,SSLC), Armament Remaining, In flight Gun Re-cocking, serta Debriefing Capability. Untuk latihan WDNS ini dapat dengan simulasi yang terdiri dari Virtual Radar, Armament Simulation dan Electronic Warfare Simulation.
Pada sorti kedua penjajakan Super Tucano melaksanakan air to ground dengan amunisi 4 BDU-33 dan peluru 0,5 “100 bullet kanan dan 100 bullet kiri. Pelaksanaan bombing 2 bomb dengan A/G-CCIP dive angle 300 dengan hasil 3m/4m, 2 bomb dengan A/G- CCRP level bombing dan DTOS dengan hasil 13m/14m. Adapun hasil strafing 3 runs, run pertama 20 peluru/17 in, run kedua 20 peluru/14 in, run ketiga 40 peluru/27 in. Walaupun dengan keterbatasan jumlah sorti, namun terlihat dari peralatan avionic dan hasil Weapon Delivery menunjukan Weapon Control System Super Tucano sama dengan generasi terbaru dari Jet Fighter Aircraft.
Sebagai kesimpulan, Super Tucano adalah pesawat Light Attack Turboprop yang sangat ideal untuk melaksanakan misinya dalam COIN (Counter Insurgency) dengan precise yang tinggi dan dapat operasional malam hari (FLIR & NVG Compatible). Selain itu Super Tucano dapat digunakan sebagai pesawat Latih Lanjut maupun transisi ke pesawat fighter jet generasi terakhir. Secara menyeluruh Super Tucano adalah pesawat tempur taktis yang low cost yang siap menggantikan pesawat OV-10 Bronco si Kuda Liar dalam melaksanakan tugasnya dalam misi COIN (Counter Insurgency).***

*artikel ini di-posting untuk mengenang Almarhum Marsekal Muda TNI Gandjar Wiranegara, mantan Pangkoopsau I dan Pangkohanudnas, yang meninggal tanggal 8 Februari 2008 silam.

Selasa, 04 Maret 2008


SAYA ketika selesai mewawancarai secara khusus Wapres M Jusuf Kalla di Istana Wapres bersama mbak Fibiolla Iriani Ohei (staf khusus Presiden yang buku "biografi mini"nya sedang saya garap) beberapa waktu lalu. Pak wapres ketika itu kaget ketika saya mengaku bahwa profesi utama saya adalah seorang tentara. "Wah hebat anda, jarang lho tentara yang ngrangkap jadi penulis!" kata beliau. Beginilah saya ketika melakukan pekerjaan "sampingan" sebagai konsultan media di bawah bendera SMART Institute.