Kamis, 09 Juli 2009

WISATA MURAH KELUARGA PUN SUMRINGAH






























Inilah liburan merakyat keluarga THE PATOON, berangkat habis shalat shubuh untuk mengejar sunrise di pantai Parangtritis, 45 menit perjalanan dari rumah. Ini adalah upaya untuk mengisi liburan sekolah anak-anak yang berlangsung selama dua minggu. Tak tega rasanya melihat anak-anak hanya berdiam di rumah nge-game dan main organ. Maklum, yang menggelayuti pikiran adalah perkara “ongkos” terkait dengan kondisi kantong yang rada “mengkhawatirkan”.

Alhamdulillah kami bisa mengejar sunrise di Parangtritis, kawasan wisata pantai yang sangat merakyat di selatan Yogjakarta. Sambil memandangi ombak yang berdebur cukup lincah, sembari menikmati camilan yang dibawa dari rumah. Setelah itu menyewa andong – lebih tepat bendi karena hanya berkapasitas dua orang – yang kemudian bergerak pelan menyusuri persis pinggir pantai. Terkadang sang kuda berhenti ketika kakinya diterjang ombak yang menerpa andong kami. Atau mendengarkan sang kusir teriak-teriak untuk mengingatkan agar para wisatawan menghindar dari serudukan bendi kami. Sesampai di ujung timur dimana terdapat bebatuan yang eksotis, kami pun asyik berfoto ria dengan aneka pose dan gaya.

Selesai dari Parangtritis di ujung selatan jogja, piknik THE PATOON FAMILY dilanjutkan ke utara naik ke arah Gunung Merapi...kami menikmati punggung gunung Merapi, tepatnya di alas tlogo hingga mencapai tower (gardu pandang)...ketemu monyet "jorok" (bercinta di depan manusia)..pulangnya beli jadah dan tahu n tempe bacem khas Kaliurang...total jenderal piknik minimalis ini cuma menghabiskan duit di bawah 200 ribu (75 ribu buat bensin mobil dan itupun kagak habis)...

Sungguh perjalanan wisata yang murah meriah namun mampu membuat keluarga tertawa sumringah…***

Senin, 25 Mei 2009

BUKA KACA MOBIL ANDA SEBELUM BERKENDARA !!!


Jika Anda seorang yg mengendarai mobil, silakan buka jendela setelah Anda masuk mobil dan jangan terburu-buru menyalakan AC. Hal ini dilakukan agar udara yg ada di dalam mobil bisa segera keluar dan tergantikan dengan udara yg lebih segar.

Ternyata udara yg ada di dalam mobil (saat diparkir) mengandung Benzene/Bensol. Darimanakah Benzene ini berasal?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh UC, dashboard mobil, sofa, airfreshener akan memancarkan Benzene, hal ini bisa disebabkan oleh suhu ruangan yg meninggi. (hati2 bila mencium bau plastik terbakar di dalam mobil anda, segera cek asal bau tersebut).

Kalau tidak salah saya pernah membaca thread tentang bahaya action figure yg kebakar di dalam mobil.. Artikel ini berhubungan dengan thread tersebut (maaf sampai sekarang saya belum bisa menemukan thread tersebut).

Tingkat Benzene yang dapat diterima dalam ruangan adalah 50 mg per sq ft. Sebuah mobil yg parkir di ruangan dengan jendela tertutup akan berisi400-800 mg dari Benzene. Jika parkir di luar rumah di bawah sinar matahari pada suhu di atas 60 derajat F, tingkat Benzene berjalan sampai 2000-4000mg, 40 kali dengan tingkat yang dapat diterima ..
Orang-orang di dalam mobil pasti akan menyedot kelebihan jumlah toksin.

Bahaya Benzene

Efek singkat menghirup high level benzene dapat mengakibatkan kematian, sedangkan menghirup low level benzene dapat menyebabkan kantuk, pusing, mempercepat denyut jantung, sakit kepala, tremors, kebingungan, dan ketidaksadaran.

Long term efeknya bisa menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang dan dapat menyebabkan penurunan sel darah merah, yang mengarah ke anemia. Ia juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan dan menurunkan sistem kekebalan, meningkatkan kesempatan infeksi, menyebabkan leukemia dan lainnya yang terkait dengan kanker darah dan pra-kanker dari darah.

Benzene adalah toksin yang menyerang hati, ginjal, paru-paru, jantung dan otak dan dapat menyebabkan kerusakan kromosonal. Saat ini sedang diadakan penelitian tentang pengaruh benzene terhadap tingkat kesuburan pria dan wanita.

Benzene adalah racun yg berbahaya karena tubuh kita kesulitan untuk mengeluarkan jenis racun ini. Karena itu sangat disarankan agar Anda membuka jendela dan pintu untuk memberikan waktu pada udara yg ada di dalam agar keluar sebelum Anda masuk.

Semoga bermanfaat....
(milis Palmturi)

Rabu, 13 Mei 2009

BURY MY HEART AT THE WOUNDED KNEE

Sinopsis film: BURY MY HEART AT THE WOUNDED KNEE (HBO, 2007)

Kerjasama panitia World Book Day 2009 dengan Paguyuban Karl May Indonesia.

Di Museum Bank Mandiri, Sabtu, 16 Mei 2009, jam 16.30-18.30

PENGANTAR:

Orang kulitputih mendapat kesempatan untuk berkembang secara alami. Secara bertahap mereka beralih dari budaya berburu ke budaya menggembala ternak, kemudian dari sana ke budaya bercocoktanam dan akhirnya mencapai budaya industri. Proses ini berlangsung selama ratusan tahun. Sementara orang kulitmerah tidak mendapat kesempatan itu karena mereka tidak diberi waktu. Sebagai pemburu mereka harus membuat loncatan yang besar dari tahap pertama ke tahap terakhir. Ketika mereka dituntut untuk berubah, orang sama sekali tidak berpikir bahwa mereka akan gagal dan akan terpuruk akibat perubahan itu...

Sekarang apa sumber nafkah mereka? Apakah dari tepung gandum dan daging yang dibagikan kepada mereka? Lihatlah, betapa banyak bubuk kapur dan bahan asing lain yang terdapat dalam tepung itu. Siapa yang dapat menyantapnya? Jika sebuah suku dijanjikan seratus ekor lembu yang sangat tambun, hanya dalam beberapa hari lembu itu telah berubah menjadi dua atau tiga sapi tua yang begitu kurus bahkan burung nasar pun enggan menyantapnya. Atau haruskah orang kulitmerah hidup dengan bercocoktanam? Apakah mereka bisa mengharapkan hasil panenan, sementara mereka tidak mempunyai hak dan terus didesak serta tidak diberi tempat untuk menetap?...

Orang kulitputih datang dengan memasang senyum manis di wajah, tetapi menyelipkan pisau tajam di pinggang berikut senjata api yang siap ditembakkan di tangan. Mereka menjanjikan cintakasih dan perdamaian dalam omongan, namun menebar kebencian dan pertumpahan darah dalam kenyataan...

[Cuplikan-cuplikan dari buku Winnetou I (1893) oleh Karl May]

SINOPSIS:

Wounded Knee Creek adalah nama tempat terjadinya pembantaian yang dilakukan oleh tentara Kaveleri ke-VII Amerika Serikat terhadap suku Indian Sioux yang sedang mempertahankan haknya, pada 2 Desember 1890.

Film yang pelakonnya para Indian ini diawali dengan penyerbuan yang dilakukan oleh Jenderal (tepatnya: Letkol) Amstrong Custer yang dengan jumawanya mencoba membantai suku Sioux Lakosta di siang hari bolong, tapi justru berakhir konyol dan mengakibatkan tewasnya dirinya sendiri. Salah seorang saksi pertempuran ini adalah anak remaja Lakosta: Ohiyesa, yang belakangan "bernasib baik" dan berhasil menjadi dokter dari Boston University, dengan nama baru Charles Eastman (Adam Wood).

Dr Eastman inilah yang dijadikan tokoh sentral dalam film ini, yang menceritakan tentang perjuangan terakhir dua kepala suku Indian, Red Cloud (Tootoois) dan Sitting Bull (Schellenberg) pasca kejadian di Little Big Horn di atas.

Para penonton akan dijelaskan tentang hal ihwal mengapa orang-orang Indian yang sebenarnya cinta damai itu kemudian memberontak, karena ditipu oleh para kulit putih, dalam kasus tanah di Black Hill, Dakota. Faktor provokasi dari dukun Indian Wovoka (Wes Studi), berikut kesalahpahaman adanya seorang Indian tuli yang seolah mengesankan mereka membantah perintah, menjadi pola-pola kerusuhan yang masih juga terjadi hingga abad-21 ini. Mereka kemudian memang tumpas, dan itu ditandai dengan tewasnya Sitting Bull, sebagai lambang perlawanan mereka yang terakhir.

Cerita film ini diambil dari 2 bab terakhir buku best seller karya Dee Brown: Bury My Heart at the Wounded Knee (1971), seorang sejarawan dan kepala perpustakaan Wild West. Disutradarai oleh Yves Simoneau, diproduksi oleh HBO Film (2007), film ini memenangkan 6 hadiah Emmy, dengan durasi 130 menit, ber-subtitle Inggris.

Belakangan patung Sitting Bull didirikan di Mount Rushmore Dakota oleh para Indian, yang letaknya tak jauh dari tempat pahatan empat presiden Amerika Serikat dibuat. Di akhir film, disebutkan bahwa Mahkamah Agung AS pada 1980 memutuskan lahan tersebut memang menjadi hak para Sioux dan sekarang telah bernilai USD 600 Juta, tapi tak seorang Sioux pun mau mengambil uangnya.

Menonton film ini seperti menatap visualisasi buku-buku Karl May (Karl May bukan penulis untuk anak-anak seperti yang biasa dikesankan selama ini, tapi tentang kemanusiaan, tentang orang-orang yang tertindas). Adegan-adegan yang ada di buku, tertuangkan dengan jelas di film ini: tentang jatah kupon makan/sarana yang kacau, penyakit yang dibawa orang kulit putih, lompatan budaya yang tak masuk akal (orang Indian tidak mau bertani), mustang, bison, pengulitan kulit kepala/scalping, senapan Henry, dan ungkapan: saya telah berbicara, dan tentu saja: . Howgh!***
(Pandu Ganesha, Palmturi)

Senin, 04 Mei 2009

ISEP HASAN ISRONY, HARAPAN TNI AU MENDATANG





Diantara para perwira generasi muda TNI AU, salah satunya yang patut diperhitungkan sebagai calon pimpinan TNI AU di masa depan adalah Letnan Kolonel Penerbang Isep Hasan Isroni, yang beberapa waktu lalu menyerahkan jabatan Komandan Skadron Udara 31 kepada yuniornya, Letkol Pnb Purwoko Aji Wibowo.

Letkol Pnb H Isep Hasan Isrony, SIP, dikenal sebagai sosok perwira yang mengedepankan hati nurani dalam berpikir dan bertindak. Tutur katanya halus, penuh tata krama dan santun. Alumnus Akabri Udara tahun 1990, Sekbang Angkatan 44, Sekolah Instruktur Penerbang Angkatan 48, Sekkau Angkatan 65, dan Seskoad Angkatan 42. Penerbang pesawat angkut berat C-130 Hercules berbadan gempal namun halus tutur katanya ini pernah pula menempuh pendidikan Flight Safety Officer Course di Bangladesh.

Menikah dengan Atikah Handayani, SH, mereka dikaruniai dua buah hati masing-masing M. Rizki Alfath Adiwira dan Rania Halima Parsa. Setelah menyelesaikan pendidikan sebagai siswa tamu di Seskoad tahun 2004, ia langsung mendapat tugas mengikuti pendidikan Sesko perbandingan di USAF Air Command and Staff College AY 05-06 selama setahun.

Salah satu indicator keunggulan dari seorang Isep adalah pemahaman tentang pentingnya menulis buku. Maka, diawal penugasannya sebagai Komandan Skadron Udara 31, Isep menggarap buku analisis perang berjudul “Peran Kekuatan Udara dan Pelajaran Lain dari Perang Irak” (Smart Institute, 2007) yang merupakan hasil kajiannya sepulang dari melaksanakan tugas pendidikan Sesko di AS. Lalu ketika akan mengakhiri jabatannya, Isep kembali menulis buku berjudul “Kepak Sayap Rajawali” (Smart Institute, 2009) yang merupakan catatan pengabdiannya selama menduduki jabatan Komandan Skadron Udara 31. Tentu, tak banyak perwira punya rekam jejak (track record) seperti Isep.

Beberapa Pandangannya

Dalam buku keduanya, kita bisa menilai pandangan Isep tentang sejumlah hal, misalnya tentang kepemimpianan. Isep berpendapat bahwa keberadaannya sebagai Komandan di Skadron Udara 31 adalah untuk melaksanakan amanah sehingga ia harus bermanfaat untuk anggota, organisasi, dan pimpinannya. ”Yang paling penting saya harus mampu melayani anak buah saya dan kebutuhannya yang harus saya cukupi,” ujarnya.

Ia memberi contoh pada saat Latgab TNI, Isep tahu kebutuhan anak buahnya adalah berlatih. Dengan segala upaya ia harus melaksanakan latihan itu. Sehingga effort yang ia keluarkan pada saat itu adalah bagaimana melayani kebutuhan anak buahnya untuk berlatih.

Apakah Isep cukup puas dengan pencapaian yang telah diraih oleh Skadron Udara 31, ia mengatakan hal itu relatif ya. Ia hanya punya patokan ketika renproja (rencana program kerja) bisa tercapai, artinya seluruh program terlaksana, itu merupakan patokan yang bisa dipertanggungjawabkan. Dari latihan dan operasi ia pikir bisa terlaksana seluruhnya. Dan peningkatan dari disiplin anggota ia lihat juga cukup membanggakan, termasuk kerapihan seperti menyemir sepatu hingga mengkilat.

Demikian juga dengan cukuran rambut Isep cukup menghimbau kepada anak buahnya dengan mengatakan, jika mereka peduli dengan dirinya sendiri maka mereka pasti juga akan peduli dengan lingkungan. Akibat dari semua itu kebersihan hanggar dan lingkungan sekitarnya juga jadi meningkat. Rumput-rumput yang ada di Skadron Udara 31 tidak pernah panjang. Bahkan tidak lihat lagi puntung rokok yang berserakan

Pandangan Isep yang lain tentang pemimpin, dikatakannya bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah jika ia bisa mencetak pemimpin lain di bawahnya dengan baik. ”Yang saya sampaikan kepada anak buah saya, kita ini tentara, tentara itu harus jelas dan tegas. Kejelasan itu saya sampaikan dasarnya apa, tentu terkait dengan disiplin, profesionalime, dan itu selalu saya bekali kepada mereka. Karena kalau mereka tidak jelas mau dibawa kemana, maka mereka juga tidak akan tahu arah tujuan mereka sendiri.***m agu suhadi

Sabtu, 18 April 2009

MENGAPA YAHUDI PINTAR?

Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana . Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan
tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California , terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda
ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus
mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"

Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya
sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius." Hal ini membuat
Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung
dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah
hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang
dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak
perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah
adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban
untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan..

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)," ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada
bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan
tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang
badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel , merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah
Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh
Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah
mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel , penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka
telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ..
Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis Yahudi,
hentakan musik dapat merangsang otak.Tak heran banyak pakar musik dari
kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California , dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari
pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga
yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi.. Saya sungguh
terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar
ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan
proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat? Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan
semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di
Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah
mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin
memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas
akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir
setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak
bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan 1429 Hij ria h,
Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak
Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika
dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20
tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang
berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran.. Kondisi Gaza yang
diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens
berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi
mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para
penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi.
Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi
Indonesia . Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam
membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang
penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan
yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari
penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia
sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
"Lihat saja Indonesia ," katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta , di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun
bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
"Hasilnya?

Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas?
Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah
mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa
mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah
kedudukan mereka di GNP sedunia?

Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?"
Apa yg diminta kebanyakan orang Indonesia untuk sebutan TIPS?? "uang rokok".
Seorang buruh pasar, tukang becak, kuli & saudara2 kita dengan penghasilan
hari ini untuk makan hari ini ketika pertama kali menerima upah apa yg
dibelinya ? "rokok".
Bahkan kebanyakan mereka rela tidak sarapan asal bisa ngerokok....

sumber: milis Palmturi

Selasa, 24 Maret 2009

TRAGEDI BANGKU DI MALANG, APA GUNA PARA PEMIMPIN?

SUNGGUH menyesakkan dada mengikuti berita tragedi mebel sekolah yang berlanjut dari Kabupaten Malang. Setelah dua pekan hampir berlalu, solusi tetap belum ada. Bagaimana kasus ini diselesaikan juga belum tergambar. Para pejabat kabupaten yang seharusnya sigap menyelesaikan kasus tersebut, dengan mengadakan bangku secepat-cepatnya, ternyata malah seperti menyembunyikan kepala ke dalam pasir.

Yang makin menyedihkan, kabarnya hari ini akan ada lagi bangku yang ditarik oleh perajin dari SD di Bululawang. Mudah-mudahan tidak jadi. Para perajin tak bisa disalahkan dalam hal ini. Mereka sudah bersabar tiga tahun menunggu pembayaran, sejak 2006. Sikap mereka itu tampaknya lebih sebagai protes. Sebab, toh setelah dipakai tiga tahun gratisan, tentu nilai meja dan kursi itu sudah menyusut.

Kasus di Kabupaten Malang yang kini dipimpin Bupati Sujud Pribadi dan Wakil Bupati Rendra Kresna itu bisa disebut contoh kegagalan fungsi manajemen pemerintahan. Pemerintah bukannya tak punya uang, tapi tak ''tahu'' cara memakainya. Uang Rp 2,9 miliar yang diplot untuk belanja meja dan kursi itu, rupanya, tak bisa dibelanjakan dengan benar. Uang sebesar itu seharusnya untuk pengadaan 7.925 pasang meja dan kursi siswa. Alokasinya, 33 rekanan dan masing-masing delapan sekolah. Karena tak sesuai spesifikasi, barang yang telanjur dipesan tak bisa dibayar. Sebab, kalau dibayar, bisa jadi kasus korupsi (Jati Diri, Jawa Pos, 18 Maret).

Kalau uang itu tak terpakai, berarti bangku untuk siswa ''belum ada''. Kalaupun sekolah kemudian dikirimi bangku oleh perajin atas pesanan rekanan, itu berarti statusnya ''salah kirim''. Pemkab menilai bangku-bangku itu tak sesuai spesifikasi dan tak mau membayarnya. Sangat mengherankan, ketika pemkab tenang-tenang saja para siswa duduk dan belajar di bangku-bangku bermasalah. Selama tiga tahun!

Tragedi mebel sekolah dari Malang itu sudah telanjur terjadi dan bisa terus berlanjut. Tapi, setelah terlambat merespons tiga tahun, Pemkab Malang tak segera menebus kegagalannya ini. Sampai kemarin belum ada respons yang mencerminkan rasa tanggung jawab pejabat pemerintah. Bupati Sujud Pribadi belum juga memberikan penegasan. Malah, menurut Humas, dia sempat ikut kampanye Megawati di Jember. Bupati Sujud masih business as usual, setelah kasus yang mulai terjadi 11 Maret itu hampir melewati pekan kedua.

Sikap Wakil Bupati Rendra Kresna tak kalah aneh. Dia malah mengharapkan ''caleg-caleg yang cerdas'' yang memanfaatkan momentum kasus mebel sekolah itu. Apakah sikap ini mencerminkan rasa tanggung jawab? Apakah ini bukan upaya melupakan orang bahwa kasus penarikan mebel itu tanggung jawab pemkab, bukan tanggung jawab orang lain, apalagi caleg? Apakah ini bukan mengarah ke pelanggaran aturan pemilu yang melarang kampanye di sekolah?

Entah sampai kapan kita menunggu sikap jelas para pejabat pemkab yang sudah diberi kekuasaan oleh rakyat untuk mengatur urusan mereka. Apakah perlu Gubernur Jawa Timur Sukarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf turun tangan atas ketidakmampuan para pejabat di Kabupaten Malang ini? (*)

sumber: Palmturi

Senin, 09 Maret 2009

A PRETTY LOW-LAND COUNTRY CALLED “THE NEDERLANDS”




Ini adalah kiriman dari Lettu Kes Dr Indria Sari, yunior dan teman dekatku yang sekarang sedang kuliah S-2 dalam bidang HIV/Aids di Amsterdam. Dia ini perwira sekaligus dokter muda yang sangat cerdas dan cemerlang otaknya, bakat nulisnya juga luar biasa, bahasa Inggrisnya cas cis cus (ngobrol or sms konsisten ber-Inggris-ria, diajak bahasa jawa ya tetap jawab pake bahasa Inggris). Ia bisa kuliah S-2 Belanda berkat beasiswa yang ia cari dan dapatkan sendiri di internet. Sebenarnya sesuai aturan, karena pangkatnya baru Lettu, dia tidak diperbolehkan mengambil S-2 di luar negeri. Tapi berkat dukungan bosnya (Kadiskesau), maka Indria memperoleh ijin meraih impiannya itu. Saya berharap kelak dia akan jadi Kadiskes AU pertama dari Wara!!! Feature ini sebenarnya dikirim untuk majalah UDARA News (Koopsau I), namun saya ingin menampilkannya di blog ini pula sebagai rasa kekaguman dan bangga kepadanya. Selamat menikmati.***

The 17th century is known as the golden age of the Netherlands, due to colonial era. Thousands of VOC (Verenigde Oostindische Compagnie = The Dutch East India Company) ships left the Dutch to search goods and trade in many Asian and African countries, made a huge amount of money. Batavia, now we call it Jakarta, was one of VOC destination. These ships started the journey from Amsterdam port. At that moment, Amsterdam was the trade capital of the world. It was crowded with the big ships along the coast, and became the richest city in Europe. During this period, beautiful houses were built along the canal, gave a remarkable view of Amsterdam. We can imagine the glorious days of the Dutch in golden age by seeing the houses and many luxurious buildings that stand still.

The Netherlands means the low country, which more than a quarter of its area are below sea level. Even the Schippol airport – the international airport in Amsterdam lies 4.5 metre below sea level!! And it is completely dry. For centuries the Dutch has eternal fight against the water, to keep their existence. An ongoing process. For this reason, the world acknowledges that the Dutch has the best water management. One famous sentence proudly said by the Dutch, “God created the world, but the Dutch created the Netherlands”.


AMSTERDAM

Where can we find the largest canal system in the world? Amsterdam is the answer. The city has more than one hundred canals, totalling more than one hundred kilometres in length. In the summer, hundred thousands of tourists are fond of having the city tour by boat. Bikes are also popular, not only in Amsterdam, but also in most part of the Netherlands. With total population of 16 million residents, the Dutch has over 20 million bikes. A paradise for bikers. There are special pathways for bikes, separated from motor vehicles path. Unfortunately there is no guarantee for safety, we have to ride our bikes extra carefully, since the Dutch people ride the bikes so fast!! Public transportation is easy to be accessed, such as tram, metro, bus, and train.

Amsterdam is the real metropolis city. It has the biggest population in the country, a home of 750 thousands people from 175 nationalities (!!). People live in freedom and tolerance. Here, everyone is equal, regardless of ethnic background, education, occupation, or religion. It creates the comfort zone, even for the newcomers.

For sure, canals are wonderful attraction. But Amsterdam is not only known for its canals. Museums and historical buildings are spreaded in this city. The Netherlands has more than 500 museums, which around 42 of them are located in Amsterdam. Rijksmuseum (National Museum), Van Gogh Museum, and the Anne Frank house are listed in the most visited museum in Amsterdam. The Red Light District is a must visit place, which most of tourist have heard about this famous district.

Let’s also visit Bloemenmarkt (Flower Market), Madame Tussaud, Dam Square, and Amsterdam Arena. On Dam Square, where hundreds pigeons play freely, we can find the Royal Palace; the National Monument in memory of those who died in World War II; and the church that was built in 15th century – ‘Nieuwe Kerk’, where the wedding of Prince Willem-Alexander and Princess Maxima took place.

The most popular sport in the Netherlands is football. For football lovers, they will not miss the opportunity to visit the Amsterdam Arena. Who never heard about Ajax Amsterdam? A well known football team that plays the “total football” concept. The Dutch football supporters, in their orange dresses will turn the stadium into orange sea and support the Dutch team faithfully.

When having a visit in the Netherlands, try the taste of traditional cuisines, such as poffertjes (tiny pancakes), oliebollen and herring (a type of fish living in North Atlantic ocean). The Dutch enjoy raw herring with small slices of garlic. Oliebollen is doughnut-type balls deep fried and sprinkled with powdered sugar. We can find banana, chocolate, cherry, apple, and many kind of fruits as its filling. Lekker!! (lekker, in Dutch, means delicious). The popular winter dish is thick pea soup with sliced sausage, or chicken in small pieces, or chopped meat.

In the winter, the temperature can fall until 6 degree celcius below zero point. At that moment, the river will be frozen, and become natural ice-skating areas for children, as well as for the adults. Skating is the national sport in the Netherlands. When the ice takes over from the water, none can stop the skaters from action.

ROTTERDAM

It is the most modern city in the Netherlands, and home to the Netherlands Architecture Institute. It has the largest seaport in Europe; the second largest port in the world, after Shanghai. While Amsterdam has the highest density of population in the Netherlands, Rotterdam is the second, with 600 thousands inhabitants. The outstanding structure –Erasmus bridge - a famous 808-metre long bridge, lies in this city.

THE HAQUE (DEN HAAG)
This is the city where Indonesian embassy is located. In the Netherlands we have a prestige embassy building, compared with other countries’ embassy buildings.

The Haque, the third biggest city in the Netherlands, is the centre of government. Here we also find the Peace Palace, the seat of the International Court of Justice. This palace was the result of collaboration between the French architect and the Dutch professor. Houses of the Netherlands parliament and government offices stand in a beautiful-cosy block which we call “Binnenhof and the Knight’s Hall”.

Museums also attract a lot of tourist to visit The Haque. Madurodam offers a very interesting Netherlands in miniature. The replica of various historical buildings in the Netherlands were built for years to get the perfect shape.

When we are in the Netherlands, we realise how big our country is, how rich Indonesia is. The Netherlands is not even a half-size of Java island. The furthest distance from east to west is around 200 km, and from north to south is around 300 km. It has no natural resources. Their technology and international-minded have brought this country into developed stage. Indonesia has plenty of natural resources and millions of intellectual human resources. In the following years, we should be able to build our country, improve the quality of the new generation, thus bring prosperity to our people.

The Netherlands :
Currency : Euro
1 euro = Rp 15.000,-
Language : Dutch
Average living cost for international students in Amsterdam : 700 euro/month

Written by :
dr. INDRIA SARI
1st Lieutenant / 533181
SOEMITRO Hospital
Surabaya Air Force Base
Study in KIT (Koninklijk Instituut voor de Tropen)
Amsterdam,The Netherlands